Imam berucap sebelum melakukan solat
Di antara imam ada yang
mengatakan: “Istawuu wa’tadiluu (lurus dan rapatkan).” Dan setelah itu langsung
takbir dan masuk shalat, padahal barisan masih bengkok bahkan bisa jadi masih
terdapat barisan yang kosong (renggang). Lalu di antara para imam itu ada yang
mengerjakan shalat dengan barisan yang berantakan dan tidak lurus. Dan ada juga
di antara jama’ah yang masih terus meluruskan barisannya sampai imam sudah
selesai membaca al-Fatihah.
Dan itu jelas kesalahan
yang parah dari seorang imam. Seharusnya dia sendiri yang melurus-kan barisan
atau mewakilkan kepada seseorang untuk merapikan dan meluruskan barisan. Dan
baru setelah barisan lurus dan rapat, maka dia bisa mulai beri’tidal, bertakbir
dan masuk shalat.
Yang demikian itu karena
pelurusan dan pe-rapian barisan termasuk bagian dari shalat yang memang
diperintahkan melalui firman Allah Ta’ala berikut ini:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
“… Dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
munkar…” [Al-‘Ankabuut: 45]
Dan telah ditegaskan di
dalam kitab ash-Shahiihain dari hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, dia
berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ
فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ
.
“Luruskanlah barisan
kalian, karena pelurusan barisan merupakan bagian dari penegakkan shalat.”
Dan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang merapikan dan meluruskan barisan
sebelum memulai mengerjakan shalat.
سَوُّوا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ
تَسْوِيَةَ الصُّفُوْفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ
![]() |
Muslim telah
meriwayatkan di dalam kitab Shahiihnya:
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ
بَشِيرٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ يُسَوِّي صُفُوفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا
يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاحَ
.
“Dari Nu’man bin Basyir
Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
meluruskan barisan kami sehingga seakan-akan beliau meluruskan anak panah.”
Dan dalam riwayat
an-Nasa-i dengan sanad hasan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
meluruskan barisan seperti meluruskan anak panah.[3]
Dan Muslim juga
meriwayatkan di dalam kitab Shahiihnya:
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ
اْلأَنْصَارِي z قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ J يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَـا
فِي الصَّلاَةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا
.
“Dari Abu Mas’ud
al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam biasa memegang bahu kami ketika akan shalat seraya berucap,
‘Luruskanlah.’”
[Disalin dari kitab
kitab al-Kali-maatun Naafi’ah fil Akhthaa’ asy-Syaai’ah, Bab “75 Khatha-an fii
Shalaatil Jumu’ah.” Edisi Indonesia 75 Kesalahan Seputar Hari dan Shalat
Jum’at, Karya Wahid bin ‘Abdis Salam Baali. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
Sawu sufufakum fainna tiyatas sufuu min tamamish sholah,
luruskan dan rapatkan barisan sholat, karena menjadi penyempurna sholat,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar