Sabtu, 23 November 2013




Memahami Wawasan tentang
Pengertian Manajemen dan Pentingnya Manajemen Pendidikan

1.     Pengertian Manajemen Secara umum
Menurut Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas, kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur." Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.  Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.[1]
Kata manajemen menurut dari bahasa Inggris dari kata kerja “to manage” yang sinonimnya antara lain; “to hand’ berarti mengurus, “to control” berarti memeriksa, “to guide” berarti memimpin. Dalam kamus istilah populer, kata manajemen mempunyai arti pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran yang di inginkan direksi
Tiga karakteristik manajemen yang berkembang sekarang ini, yaitu sebuah proses seni yang erkelanjutan, berkonsentrasi pada tujuan dan mendapatkan hasil kerjasama

a.        Sebuah proses seni yang berkelanjutan
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu.  Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga secara mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya.
Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni, sedangkan kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni, seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang.
Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan banitiah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual.
Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep seni akan muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.
Seni yang berkelanjutan, selain yang dijelaskan tersebut diatas, karena pada dasarnya bahwa manusia dalam kehidupanya selalu berkelompok untuk melakukan kegiatan apapun secara terus menerus tiada henti yang dipandangnya akan mengandung hasil yang diharapkan, kemudian kegiatan yang dilakukan itu selalu dikendalikan oleh seorang pemimpin baik formal maupun informal yang mempunyai cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah sebuah seni. 

b.        Berkonsentrasi untuk mencapai tujuan.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang selalu mengandung  perencanaan, dan kegiatan yang dilakukan itu pada umumnya dapat dilakukan  dengan banyak cara, namun yang perlu ada dalam setiap perencanaan adalah  pertanyaan  yang selalu melekat dalam pikiran manusia dalam hal perencanaan, yaitu apa yang akan dilakukan kedepan, dengan siapa bisa bekerjasama, kapan kegiatan itu dilakukan, dimana memulai kegiatan dilaksanakan, mengapa harus bertanggungjawab, dan bagaimana agar bisa mencapai tujuan.
c.        Mendapatkan hasil dari kerjasama
                         Kerjasama adalah proses untuk melakukan sesuatu yang mencakup beberapa hal serta unsur-unsur tertentu antara lain:
1. Adanya tujuan yang sudah ditetapkan bersama atau tujuan sesuai dengan peraturan.
2. Adanya pengaturan/pembagian tugas yang jelas.
3. Dalam bekerja saling menolong antara satu fihak dengan fihak yang lain.
4. Dapat saling memasukkan manfaat.
5. Adanya koordinasi yang baik.

                                                
Definisi Manajemen’
Sebenarnya banyak versi mengenai definisi manajemen, namun demikian pengertian manajemen itu sendiri secara umum yang bisa kita jadikan pegangan adalah :Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya”
Dengan tidak mengurangi pengertian manajemen tersebut diatas, untuk memperluas wawasan tentang manajemen, berikut ini pengertian manajemen menurut beberapa para ahli :
a.        Drs. Oey Liang Lee.
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.        James A.F. Stoner
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.

c.        R. Terry.
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
d.        Lawrence A. Appley;
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
e.        Horold Koontz dan Cyril O’donnel 
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
f.         Hilman;
Fungsi untuk mencapai sesatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha individu untuk mencapai tujuan. (Hilman)

Fungsi Manajemen
a.        Perencanaan ( planning)
b.        Pengorganisasian (organizing)
c.        Tindakan (Actuiting)
d.        Pengawasan/pengendalian (contolling)

Pengertian lain tentang manajemen adalah menggerakan orang lain dengan cara sebagai berikut;
a.        Memaksa melalui peraturan perundang undangan
b.        Melalui pemberian harpan dari seorang pimpinan
c.        Melakukan pembagian tugas

2.     Pengertian Manajemen dan pendidikan islam
Untuk memahami manajemen pendidikan, terlebih dahulu harus difahami apakah apa yang dimaksud dengan memenjemen  dan apa pula yang dimaksud dengan pendidikan, dari dua pengertian ini akan bisa dimengerti  tentang manajemen pendidikan.
Sebagaimana dijelaskan tersebut diatas, bahwa Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Sedangkan Pendidikan adalah merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan secara lebih efektif dan efisien. [2]
Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan sebelumnya.[3]
Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.[4]
Jika ditelusuri dari asal kata manajemen, pengertian pendidikan dan pendidikan islam.  Manajemen pendidikan islam  dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[5]


3.     Latarbelakang diperlukannya manajemen Pendidikan

Beberapa pengamat pendidikan beranggapan kondisi bangsa Indonesia yang mengalami krisis multi-dimensi berupa krisis kejujuran, krisis moral, krisis nilai-nilai budaya, krisis saling menghargai, dan krisis saling percaya ditengarai karena gagalnya dunia pendidikan.
Krisis tersebut bukan saja dihadapi oleh masyarakat biasa tetapi sudah merambah pada pejabat-pejabat negara (pemerintahan) yang saat makin menghawatirkan. Anggapan ini bisa jadi benar, karena pendidikan selama ini belum bisa memerankan fungsinya secara optimal. Pendidikan masih berkutat pada hasil berupa angka-angka statistika belaka. Ukuran yang digunakan untuk melihat kecerdasan anak didik masih sebatas pada angka dari test yang diberikan.
Tidak mengherankan jika output pendidikan di Indonesia menjadi gagap dalam membaca lingkungan sosial. Siswa tidak cekatan dalam membaca kondisi sosial, dan yang lebih mengerikan lagi, siswa yang menempatkan diri sebagai kaum terdidik yang manja dan kurang arif dalam bersikap dan mengambil keputusan. Kondisi ini tentunya sangat berseberangan dengan tujuan pendidikan sebagaimana telah diatur dalam pembukaan UUD 1945.
Melihat saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multi-dimensi tersebut, Prof. Dr. Sodiq Azis Kuntoro, M.Ed. memandang bahwa saat ini aktivitas pendidikan di Indonesia masih dilakukan secara tradisional dengan sistem pendidikan persekolahan yang menekankan pada penguasaan materi pelajarajaran secara statis pengetahuan yang sekedar hanya berorientasi untuk menjawab soal Ujian Negara (UN). Tentunya sudah tidak cocok untuk menghadapi kehidupan yang kompleks dan cepat berubah. Seharusnya yang dibutuhkan sekarang ini adalah kemampuan menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring perkembangan teknologi kehidupan sosial mengalami perubahan yang sangat pesat dan sangat kompleks yang sulit difahami secara pasti, sehingga pendidikan tidak hanya berorientasi pada pengetahuan statis yang hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) semata, tetapi yang paling penting adalah bagaimana pengembangan manusia yang dapat beradaptasi terhadap perkembangan dan dan perubahan ini. Pendidikan persekolahan harus bisa membentuk manusia yang berkepribadian kreatif, inovatif, bermoral dan menjunjung tinggi budayanya untuk menghadapai perubahan-perubahan tersebut.
Sebagai individu manusia memiliki potensi, kemauan, dan keinginan yang semestinya dikembangkan demi kesempurnaan kemampuan manusia untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan. Pendidikan bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM) membutuhkan penyempurnaan yang mengakomodasi modal sosial dan modal culture. Kegiatan pendidikan memang seharusnya menyentuh seluruh dimensi kehidupan anak yaitu: intelektual, fisik (keterampilan), emosional, moral (kepribadian),dan sosial yang direduksi sebagai kegiatan pembelajaran persekolahan.
Hal ini sejalan dengan pemikiran Pestalozzi yang  mengharapkan hadirnya sebuah sistem pendidikan baru yang mengembangkan anak secara utuh baik dalam aspek intelektual,  fisik, moral, maupun spiritual. Hal yang dianggap paling penting adalah pengembangan aspek moral yang diharapkan dapat memberikan fondasi yang kokoh bagi perkembangan anak selanjutnya. Melihat kondisi bangsa kita saat ini yang mengalami krisis multi dimensi, saya kira konsep yang dikembangkan oleh Pestalozzi sangat perlu juga dikembangkan di Indonesia. 
Disamping itu pendidikan untuk semua (education for all) baik bagi mereka yang berlatar belakangnya menuntut lembaga sekolah memberi kesempatan untuk belajar atau menerima pendidikan tanpa dibeda-bedakan. Adalah menjadi tugas sekolah untuk memelihara harmonisasi dengan menyediakan sarana dan fasilitas pendidikan dan belajar yang memadai dan mendorong semua yang berbeda untuk dapat menikmati kesempatan pendidikan yang diberikan sekolah.
Banyak kendala yang sering ditemui dalam penyelenggaraan pendidikan, hambatan dan tantangan makin menuntut kemampuan kreatif dalam menyelesaikannya. Kondisi tersebut membutuhkan figure pimpinan yang memiliki kemampuan manajerial handal sehingga mampu membawa organisasi penyelenggara pendidikan lebih efektif mencapai tujuan, masyarakat pengguna layanan pendidikan diharapkan dapat memperoleh kepuasan terhadap jaminan kualitas pendidikan bagi putra-putrinya.

4.     Manajemen dalam Pendidikan

Manajemen pendidikan adalah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah di tentukan. Manajemen pendidikan merupakan suatu sisem pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana, dan lingkungan. Pendapat yang lain manajemen pendidikan di rumuskan sebagai mobilisasi segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Sedangkan manejemen pendidikan Islam menurut Sulistyorini adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumberdaya manusia muslim dan manusia dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Senada sebagaiman pengertian di atas, Muhaimin mengatakan bahwa manajemen pendidikan Islam adalah bagaimana menggunakan dan mengelola sumberdaya pendidikan Islam secara efektif untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan, dan kualitas proses dan hasil pendidika Islam itu sendir
Manajemen pendidikan harus mapu memperbaiki latar belakang tentang terjadinya krisis multi dimensi dari dampak globalisasi yang searang sedang berkembang, prinsip perbaikan manajemen yang perlu dibenahi dalam penyelenggaraan sekolah adalah sebagai berikikut
1.        Perilaku manusia sebagai penyelenggaraan pendidikan harus memiliki sikap yang konsisten dengan kejujuran.
2.        Penataan organisasi adalah penempatan orang orang pada struktur organisasi yang akan menggerakan penyenggaraan  pendidikan .
3.        Lembaga adalah badan usaha yang bergerak pada bidang usaha dengan memiliki motif tujuan yang ingin dicapai. Jadi lembaga pendidikan sebagai adalah tempai berlangsungnya pendidikan dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anakdidik , dalam perjalananya, penyelenggaraan pendidikan harus  terbebas dari kepentingan yang bersifat keuntungan bisnis. 
4.        Nilai nilai moral tujuan yang hendak dicapai yang dituangkan dalam visi dan misi pendidikan
5.        Memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar

5.     Paradigma baru dalam memenej atau mengelola Pendidikan
berbagai cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia antara lain:
a.        peningkatan mutu pendidikan.
pemerintah  meningkatkan mutu pendidikan indonesia dengan berbagai  cara yaitu, pengadaan fasilitas pendidikan, sertifikasi guru dengan harapan guru menjadi seorang guru yang handal dan pintar, tidak saja dalam pendidikan umum tapi juga pendidikan umum, yang tidak terlepas dari tugasnya yaitu emngajar dan mendidik, sehingga mampu mencetak output yang handal, yang mampu bersaing dalam dunia pekerjaan dan mampu menciptakan peradaban bangsa yang lebih baik.
b.        penuntasan angka putus sekolah.
salah satu dari masalah pendidikanbangsa kita, yaitu banyaknya angka putus sekolah, pemerintah menyikapi itu semua dengan cara membuka sekolah terbuka.
c.        kurikulum muatan lokal.
kurikulum mulok merupakan cara yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah kekakuan kurikulum terhadap kekhasan daerah, serta mengenalkan peserta didik terhadap budayanya, sehingga peserta didik menjadi orang yang cinta dan mampu melestarikan budaya daerahnya.
d.        desentralisasi pendidikan.
meberikan hak untuk daerah untuk menetapkan kurikulumnya sendiri, sehingga mampu mengoptimalkan potensi anak didik.


6.     Unsur utama dalam manjemen Pendidikan
Kegiatan belajar mengajar di kelas sekurang kurangnya ada  sasaran yang perlu diketahui dan dilaksanakan dalam manajemen pendidikan, yaitu, peserta didik, personal sekolah (terdiri dari tenaga kependidikan, dan tenaga manajemen), sarana atau material, tatalaksana pendidikan atau ketatatausahaan sekolah, pembiayaan atau anggaran, lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan dan hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan.[6]
a.        Peserta didik.
b.        Personal Sekolah terdiri dari tenaga kependidikan, dan tenaga manajemen
c.        Kurikulum
d.        Sarana atau material
e.        Tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah
f.         Pembiayaan atau anggaran
g.        Lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h.        Hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan









































BAB. II
Pendekatan Manajemen Pendidikan
Dalam Hubungannya dengan jenis tantangannya

1.    Pendekatan Manajemen Pendidikan disekolah

Manajemen pendidikan disekolah ada kaitan erat antara organisasi, administrasi dan manajemen. Organisasi adalah sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. Mula-mula mereka mengintegrasikan sumber-sumber materi maupun sikap para anggota yang dikenal sebagai manajemen dan akhirnya barulah mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai cita-cita tersebut.
Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik dan konprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam pendidikan manajemen itu dapat di artikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas. Bukan sebagai individu agar konsisten dengan istilah administrasi. Adapun yang dimaksud dengan administrasi adalah kerjasama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan.
Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan epektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran dengan demikian, upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus dimiliki dengan pembenahan manajemen di sekolah.
Dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan, antara lain :
  1. Sistem sentralisasi :
 Segala sesuatu yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.
  1. System desentralisasi
yaitu wewenang pengaturan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah.
Dalam bidang pendidikan, desentralisasi mengandung arti sebagai pelimpahan kekuasaan oleh pusat kepada aparat pengelola pendidikan yang ada didaerah baik tingkat provinsi maupun lokal. Sebagai perpanjangan aparat pusat untuk meningkatkan efisiensi kerja dalam pengelolaan pendidikan daerah.
Pelaksanaan desentralisasi dalam pengelolaan sekolah memrlukan kesiapan beberapa perangkan pendidikan di daerah, sedikitnya empat hal yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan desentralisasi berhasil yaitu antara lain :
1)      Peraturan perundanga-undangan yang mengatur desentralisasi pendidikan dari tingkat daerah, provinsi sampai ketingkat kelembagaan.
2)   Pembinaan kemampuan daerah
3)   Pembentukan perencanaan pendidikan
4)   Perangkat sosial berupa kesiapan masyarakat setempat untuk menerima dan membantu menciptakan iklim kondusif bagi pelaksanaan desentralisasi tersebut.

2.    Manajemen Pendidikan Disekolah
Manajemen pendidikan disekolah terdiri dari :
a.    Manajemen kurikulum dan program pengajaran
Mencakup kegiatan perencanaan pelaksanaan dan penilaian kurikulum
b.    Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan
Bertujuan untuk mendaya gunakan secara efektif dalam kondisi yang menyenangkan
c.    Manajemen kesiswaan
Penataan dan kesiswaan tehadap kegiatan yang berkaitan dengan keluarnya peserta didik tersebut
d.    Manajemen keuangan dan pembiayaan
Komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain.
e.    Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Bertugas menjaga dan mengatur sarana dan prasarana pendidikan agar memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
f.     Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
Memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara epektif dan efiseien.
g.    Manajemen layanan khusus
Meliputi manajemen perpustakaan kesehatan dan keamanan sekolah


3.    Bidang Kegiatan Pendidikan
Berbicara tentang kegiatan pendidikan, di bawah ini beberapa pandangan dari para ahli tentang bidang-bidang kegiatan yang menjadi wilayah garapan manajemen pendidikan. Ngalim Purwanto (1986) mengelompokkannya ke dalam tiga bidang garapan yaitu :
  1. Administrasi material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang materi/ benda-benda, seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung dan alat-alat perlengkapan sekolah dan lain-lain.
  2. Administrasi personal, mencakup di dalamnya administrasi personal guru dan pegawai sekolah, juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang sangat penting.
  3. Administrasi kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru, penyusunan sylabus atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.
Hal serupa dikemukakan pula oleh M. Rifa’i (1980) bahwa bidang-bidang administrasi pendidikan terdiri dari :
  1. Bidang kependidikan atau bidang edukatif, yang menyangkut kurikulum, metode dan cara mengajar, evaluasi dan sebagainya.
  2. Bidang personil, yang mencakup unsur-unsur manusia yang belajar, yang mengajar, dan personil lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
  3. Bidang alat dan keuangan, sebagai alat-alat pembantu untuk melancarkan siatuasi belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan pendidikan sebaik-baiknya.









4.        Kerjasama sekelompok orang-orang
5.        Manajemen sebagai suatu Proses, Sistem dan Pengelolaan Pendidikan
6.        Kepemimpinan
7.        Komunikasi
8.        Tantangan












  











[1] Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas
[2] Pendidikan Islam Prof, Azyumardi Azra. MA,M.Phil,Ph.D hal. 4.

[3] Manajemen PendidikanDrs, Daryanto. Drs. Mohammad Farid, MT, hal. 8.
[4] Prof, Azyumardi Azra. MA,M.Phil,Ph.D. Op.sit. hal. 6
[5] id, hal 1.

[6] Id. Hal 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar