Memahami Wawasan tentang
Pengertian Manajemen dan Pentingnya Manajemen Pendidikan
1.
Pengertian Manajemen
Secara umum
Menurut
Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas, kata Manajemen berasal
dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti "seni
melaksanakan dan mengatur." Manajemen belum memiliki definisi yang mapan
dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir,
dan sesuai dengan jadwal.[1]
Kata
manajemen menurut dari bahasa Inggris dari kata kerja “to manage” yang
sinonimnya antara lain; “to hand’ berarti mengurus, “to control”
berarti memeriksa, “to guide” berarti memimpin. Dalam kamus istilah
populer, kata manajemen mempunyai arti pengelolaan usaha, kepengurusan,
ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran
yang di inginkan direksi
Tiga karakteristik manajemen yang berkembang sekarang ini, yaitu
sebuah proses seni yang erkelanjutan, berkonsentrasi pada tujuan dan
mendapatkan hasil kerjasama
a.
Sebuah proses seni yang berkelanjutan
Seni pada
mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari
ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat
dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan
dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni
sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Mengapresiasi artinya berusaha mengerti
tentang seni dan menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga secara
mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya.
Seni adalah salah satu
unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia
selaku penggubah dan penikmat seni, sedangkan kebudayaan adalah
hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan
naluri secara murni, seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh
manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa
sebagai lambang.
Dengan seni kita dapat
memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus
yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan
kenikmatan banitiah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol
estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual.
Kedalaman dan
kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah
pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep seni akan muncul bervariasi
sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan dan pandangan ahli tersebut
terhadap seni.
Seni yang berkelanjutan,
selain yang dijelaskan tersebut diatas, karena pada dasarnya bahwa manusia
dalam kehidupanya selalu berkelompok untuk melakukan kegiatan apapun secara
terus menerus tiada henti yang dipandangnya akan mengandung hasil yang
diharapkan, kemudian kegiatan yang dilakukan itu selalu dikendalikan oleh
seorang pemimpin baik formal maupun informal yang mempunyai cara untuk mencapai
tujuan yang diinginkan adalah sebuah seni.
b.
Berkonsentrasi untuk mencapai tujuan.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
selalu mengandung perencanaan, dan
kegiatan yang dilakukan itu pada umumnya dapat dilakukan dengan banyak cara, namun yang perlu ada dalam
setiap perencanaan adalah
pertanyaan yang selalu melekat
dalam pikiran manusia dalam hal perencanaan, yaitu apa yang akan dilakukan
kedepan, dengan siapa bisa bekerjasama, kapan kegiatan itu dilakukan, dimana
memulai kegiatan dilaksanakan, mengapa harus bertanggungjawab, dan bagaimana
agar bisa mencapai tujuan.
c.
Mendapatkan hasil dari kerjasama
Kerjasama adalah proses untuk melakukan
sesuatu yang mencakup beberapa hal serta unsur-unsur tertentu antara lain:
1. Adanya tujuan yang
sudah ditetapkan bersama atau tujuan sesuai dengan peraturan.
2. Adanya
pengaturan/pembagian tugas yang jelas.
3. Dalam bekerja saling
menolong antara satu fihak dengan fihak yang lain.
4. Dapat saling
memasukkan manfaat.
5. Adanya koordinasi yang
baik.
Definisi Manajemen’
Sebenarnya banyak versi mengenai definisi
manajemen, namun demikian pengertian manajemen itu sendiri secara umum
yang bisa kita jadikan pegangan adalah : “Manajemen
adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk
menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya”
Dengan tidak mengurangi pengertian manajemen
tersebut diatas, untuk memperluas wawasan tentang manajemen, berikut ini pengertian
manajemen menurut beberapa para ahli :
a.
Drs. Oey Liang Lee.
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumberdaya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.
James A.F. Stoner
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
c.
R. Terry.
Manajemen merupakan suatu proses khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
d.
Lawrence A. Appley;
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang
dilakukan melalui usaha orang lain.
e.
Horold
Koontz dan Cyril O’donnel
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
f.
Hilman;
Fungsi untuk mencapai
sesatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha individu untuk mencapai
tujuan. (Hilman)
Fungsi Manajemen
a.
Perencanaan ( planning)
b.
Pengorganisasian (organizing)
c.
Tindakan (Actuiting)
d.
Pengawasan/pengendalian (contolling)
Pengertian lain tentang
manajemen adalah menggerakan orang lain dengan cara sebagai berikut;
a.
Memaksa melalui peraturan perundang undangan
b.
Melalui pemberian harpan dari seorang pimpinan
c.
Melakukan pembagian tugas
2.
Pengertian Manajemen dan
pendidikan islam
Untuk memahami manajemen pendidikan, terlebih dahulu
harus difahami apakah apa yang dimaksud dengan memenjemen dan apa pula yang dimaksud dengan pendidikan,
dari dua pengertian ini akan bisa dimengerti
tentang manajemen pendidikan.
Sebagaimana
dijelaskan tersebut diatas, bahwa Manajemen adalah suatu proses yang terdiri
dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya
lainnya.
Sedangkan Pendidikan adalah merupakan suatu
proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan
secara lebih efektif dan efisien. [2]
Manajemen
pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan
usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan,
untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan sebelumnya.[3]
Pendidikan
Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan
jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.[4]
Jika
ditelusuri dari asal kata manajemen, pengertian pendidikan dan pendidikan
islam. Manajemen pendidikan islam dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu
mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.[5]
3.
Latarbelakang
diperlukannya manajemen Pendidikan
Beberapa
pengamat pendidikan beranggapan kondisi bangsa Indonesia yang mengalami krisis
multi-dimensi berupa krisis kejujuran, krisis moral, krisis nilai-nilai budaya,
krisis saling menghargai, dan krisis saling percaya ditengarai karena gagalnya
dunia pendidikan.
Krisis
tersebut bukan saja dihadapi oleh masyarakat biasa tetapi sudah merambah pada
pejabat-pejabat negara (pemerintahan) yang saat makin menghawatirkan. Anggapan
ini bisa jadi benar, karena pendidikan selama ini belum bisa memerankan
fungsinya secara optimal. Pendidikan masih berkutat pada hasil berupa
angka-angka statistika belaka. Ukuran yang digunakan untuk melihat kecerdasan
anak didik masih sebatas pada angka dari test yang diberikan.
Tidak
mengherankan jika output pendidikan di Indonesia menjadi gagap dalam membaca
lingkungan sosial. Siswa tidak cekatan dalam membaca kondisi sosial, dan yang
lebih mengerikan lagi, siswa yang menempatkan diri sebagai kaum terdidik yang
manja dan kurang arif dalam bersikap dan mengambil keputusan. Kondisi ini
tentunya sangat berseberangan dengan tujuan pendidikan sebagaimana telah diatur
dalam pembukaan UUD 1945.
Melihat
saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multi-dimensi tersebut, Prof.
Dr. Sodiq Azis Kuntoro, M.Ed. memandang bahwa saat ini aktivitas pendidikan di
Indonesia masih dilakukan secara tradisional dengan sistem pendidikan
persekolahan yang menekankan pada penguasaan materi pelajarajaran secara statis
pengetahuan yang sekedar hanya berorientasi untuk menjawab soal Ujian Negara
(UN). Tentunya sudah tidak cocok untuk menghadapi kehidupan yang kompleks dan
cepat berubah. Seharusnya yang dibutuhkan sekarang ini adalah kemampuan
menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring
perkembangan teknologi kehidupan sosial mengalami perubahan yang sangat pesat
dan sangat kompleks yang sulit difahami secara pasti, sehingga pendidikan tidak
hanya berorientasi pada pengetahuan statis yang hanya mempersiapkan siswa untuk
menghadapi Ujian Nasional (UN) semata, tetapi yang paling penting adalah
bagaimana pengembangan manusia yang dapat beradaptasi terhadap perkembangan dan
dan perubahan ini. Pendidikan persekolahan harus bisa membentuk manusia yang
berkepribadian kreatif, inovatif, bermoral dan menjunjung tinggi budayanya
untuk menghadapai perubahan-perubahan tersebut.
Sebagai
individu manusia memiliki potensi, kemauan, dan keinginan yang semestinya
dikembangkan demi kesempurnaan kemampuan manusia untuk menghadapi tantangan
perubahan kehidupan. Pendidikan bagi pengembangan sumber daya manusia (SDM)
membutuhkan penyempurnaan yang mengakomodasi modal sosial dan modal culture.
Kegiatan pendidikan memang seharusnya menyentuh seluruh dimensi kehidupan anak
yaitu: intelektual, fisik (keterampilan), emosional, moral (kepribadian),dan
sosial yang direduksi sebagai kegiatan pembelajaran persekolahan.
Hal
ini sejalan dengan pemikiran Pestalozzi yang mengharapkan hadirnya sebuah
sistem pendidikan baru yang mengembangkan anak secara utuh baik dalam aspek
intelektual, fisik, moral, maupun spiritual. Hal yang dianggap paling
penting adalah pengembangan aspek moral yang diharapkan dapat memberikan
fondasi yang kokoh bagi perkembangan anak selanjutnya. Melihat kondisi bangsa
kita saat ini yang mengalami krisis multi dimensi, saya kira konsep yang
dikembangkan oleh Pestalozzi sangat perlu juga dikembangkan di Indonesia.
Disamping
itu pendidikan untuk semua (education for all) baik bagi mereka yang berlatar
belakangnya menuntut lembaga sekolah memberi kesempatan untuk belajar atau
menerima pendidikan tanpa dibeda-bedakan. Adalah menjadi tugas sekolah untuk
memelihara harmonisasi dengan menyediakan sarana dan fasilitas pendidikan dan
belajar yang memadai dan mendorong semua yang berbeda untuk dapat menikmati
kesempatan pendidikan yang diberikan sekolah.
Banyak
kendala yang sering ditemui dalam penyelenggaraan pendidikan, hambatan dan
tantangan makin menuntut kemampuan kreatif dalam menyelesaikannya. Kondisi
tersebut membutuhkan figure pimpinan yang memiliki kemampuan manajerial handal
sehingga mampu membawa organisasi penyelenggara pendidikan lebih efektif
mencapai tujuan, masyarakat pengguna layanan pendidikan diharapkan dapat
memperoleh kepuasan terhadap jaminan kualitas pendidikan bagi putra-putrinya.
4. Manajemen dalam Pendidikan
Manajemen
pendidikan adalah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah di tentukan. Manajemen
pendidikan merupakan suatu sisem pengelolaan dan penataan sumber daya
pendidikan, seperti tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, kurikulum,
dana, sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana, dan lingkungan. Pendapat
yang lain manajemen pendidikan di rumuskan sebagai mobilisasi segala sumber
daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Sedangkan
manejemen pendidikan Islam menurut Sulistyorini adalah suatu proses penataan
atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumberdaya manusia
muslim dan manusia dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam
secara efektif dan efisien.
Senada sebagaiman pengertian di atas, Muhaimin mengatakan bahwa manajemen
pendidikan Islam adalah bagaimana menggunakan dan mengelola sumberdaya
pendidikan Islam secara efektif untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan,
dan kualitas proses dan hasil pendidika Islam itu sendir
Manajemen pendidikan harus mapu
memperbaiki latar belakang tentang terjadinya krisis multi dimensi dari dampak
globalisasi yang searang sedang berkembang, prinsip perbaikan manajemen yang
perlu dibenahi dalam penyelenggaraan sekolah adalah sebagai berikikut
1.
Perilaku manusia sebagai penyelenggaraan pendidikan harus memiliki
sikap yang konsisten dengan kejujuran.
2.
Penataan organisasi adalah penempatan orang orang pada
struktur organisasi yang akan menggerakan penyenggaraan pendidikan .
3.
Lembaga adalah badan usaha yang bergerak pada bidang usaha dengan memiliki motif
tujuan yang ingin dicapai. Jadi lembaga pendidikan sebagai adalah tempai
berlangsungnya pendidikan
dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anakdidik , dalam
perjalananya, penyelenggaraan pendidikan harus terbebas dari kepentingan yang bersifat
keuntungan bisnis.
4.
Nilai nilai moral tujuan yang hendak dicapai yang dituangkan
dalam visi dan misi pendidikan
5.
Memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar
5.
Paradigma baru dalam
memenej atau mengelola Pendidikan
berbagai cara yang
telah ditempuh oleh pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia antara
lain:
a.
peningkatan
mutu pendidikan.
pemerintah
meningkatkan mutu pendidikan indonesia dengan berbagai cara yaitu,
pengadaan fasilitas pendidikan, sertifikasi guru dengan harapan guru menjadi
seorang guru yang handal dan pintar, tidak saja dalam pendidikan umum tapi juga
pendidikan umum, yang tidak terlepas dari tugasnya yaitu emngajar dan mendidik,
sehingga mampu mencetak output yang handal, yang mampu bersaing dalam dunia
pekerjaan dan mampu menciptakan peradaban bangsa yang lebih baik.
b.
penuntasan
angka putus sekolah.
salah satu dari masalah pendidikanbangsa
kita, yaitu banyaknya angka putus sekolah, pemerintah menyikapi itu semua
dengan cara membuka sekolah terbuka.
c.
kurikulum
muatan lokal.
kurikulum mulok merupakan cara yang diambil
oleh pemerintah untuk mencegah kekakuan kurikulum terhadap kekhasan daerah,
serta mengenalkan peserta didik terhadap budayanya, sehingga peserta didik
menjadi orang yang cinta dan mampu melestarikan budaya daerahnya.
d.
desentralisasi
pendidikan.
meberikan hak untuk daerah untuk menetapkan
kurikulumnya sendiri, sehingga mampu mengoptimalkan potensi anak didik.
6.
Unsur utama dalam manjemen
Pendidikan
Kegiatan belajar mengajar di kelas sekurang kurangnya ada sasaran yang perlu diketahui dan dilaksanakan
dalam manajemen pendidikan, yaitu, peserta didik, personal sekolah (terdiri
dari tenaga kependidikan, dan tenaga manajemen), sarana atau material,
tatalaksana pendidikan atau ketatatausahaan sekolah, pembiayaan atau anggaran, lembaga
pendidikan dan organisasi pendidikan dan hubungan masyarakat atau komunikasi
pendidikan.[6]
a.
Peserta didik.
b.
Personal Sekolah terdiri dari tenaga kependidikan, dan tenaga
manajemen
c.
Kurikulum
d.
Sarana atau material
e.
Tatalaksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah
f.
Pembiayaan atau anggaran
g.
Lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
h.
Hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan
BAB. II
Pendekatan Manajemen Pendidikan
Dalam Hubungannya dengan jenis
tantangannya
1. Pendekatan Manajemen Pendidikan disekolah
Manajemen pendidikan disekolah ada
kaitan erat antara organisasi, administrasi dan manajemen. Organisasi adalah
sekumpulan orang dengan ikatan tertentu yang merupakan wadah untuk mencapai
cita-cita mereka. Mula-mula mereka mengintegrasikan sumber-sumber materi maupun
sikap para anggota yang dikenal sebagai manajemen dan akhirnya barulah mereka
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai cita-cita tersebut.
Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan
mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik dan
konprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam pendidikan manajemen itu dapat
di artikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumya. Dipilih
manajemen sebagai aktivitas. Bukan sebagai individu agar konsisten dengan
istilah administrasi. Adapun yang dimaksud dengan administrasi adalah kerjasama
antar anggota organisasi untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan.
Manajemen pendidikan merupakan
alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Manajemen sekolah
secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan epektif tidaknya kurikulum,
berbagai peralatan belajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran dengan
demikian, upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus dimiliki dengan
pembenahan manajemen di sekolah.
Dalam
manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan, antara lain :
- Sistem sentralisasi :
Segala sesuatu yang berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.
- System desentralisasi
yaitu
wewenang pengaturan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah.
Dalam bidang
pendidikan, desentralisasi mengandung arti sebagai pelimpahan kekuasaan oleh
pusat kepada aparat pengelola pendidikan yang ada didaerah baik tingkat
provinsi maupun lokal. Sebagai perpanjangan aparat pusat untuk meningkatkan
efisiensi kerja dalam pengelolaan pendidikan daerah.
Pelaksanaan
desentralisasi dalam pengelolaan sekolah memrlukan kesiapan beberapa perangkan
pendidikan di daerah, sedikitnya empat hal yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan desentralisasi berhasil yaitu antara lain :
1) Peraturan perundanga-undangan yang mengatur
desentralisasi pendidikan dari tingkat daerah, provinsi sampai ketingkat
kelembagaan.
2) Pembinaan kemampuan daerah
3) Pembentukan perencanaan pendidikan
4) Perangkat sosial berupa kesiapan masyarakat setempat
untuk menerima dan membantu menciptakan iklim kondusif bagi pelaksanaan
desentralisasi tersebut.
2. Manajemen Pendidikan
Disekolah
Manajemen
pendidikan disekolah terdiri dari :
a. Manajemen kurikulum dan program pengajaran
Mencakup
kegiatan perencanaan pelaksanaan dan penilaian kurikulum
b. Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia
pendidikan
Bertujuan
untuk mendaya gunakan secara efektif dalam kondisi yang menyenangkan
c. Manajemen kesiswaan
Penataan dan
kesiswaan tehadap kegiatan yang berkaitan dengan keluarnya peserta didik
tersebut
d. Manajemen keuangan dan pembiayaan
Komponen
produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar
mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain.
e. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
Bertugas
menjaga dan mengatur sarana dan prasarana pendidikan agar memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
f. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat
Memiliki
hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara
epektif dan efiseien.
g. Manajemen layanan khusus
Meliputi
manajemen perpustakaan kesehatan dan keamanan sekolah
3.
Bidang Kegiatan Pendidikan
Berbicara tentang kegiatan
pendidikan, di bawah ini beberapa pandangan dari para ahli tentang
bidang-bidang kegiatan yang menjadi wilayah garapan manajemen pendidikan.
Ngalim Purwanto (1986) mengelompokkannya ke dalam tiga bidang garapan yaitu :
- Administrasi material, yaitu kegiatan yang menyangkut bidang-bidang materi/ benda-benda, seperti ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, gedung dan alat-alat perlengkapan sekolah dan lain-lain.
- Administrasi personal, mencakup di dalamnya administrasi personal guru dan pegawai sekolah, juga administrasi murid. Dalam hal ini masalah kepemimpinan dan supervisi atau kepengawasan memegang peranan yang sangat penting.
- Administrasi kurikulum, seperti tugas mengajar guru-guru, penyusunan sylabus atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan dan sebagainya.
Hal serupa dikemukakan pula oleh M. Rifa’i (1980)
bahwa bidang-bidang administrasi pendidikan terdiri dari :
- Bidang kependidikan atau bidang edukatif, yang menyangkut kurikulum, metode dan cara mengajar, evaluasi dan sebagainya.
- Bidang personil, yang mencakup unsur-unsur manusia yang belajar, yang mengajar, dan personil lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
- Bidang alat dan keuangan, sebagai alat-alat pembantu untuk melancarkan siatuasi belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan pendidikan sebaik-baiknya.
4.
Kerjasama sekelompok orang-orang
5.
Manajemen sebagai suatu Proses, Sistem dan Pengelolaan Pendidikan
6.
Kepemimpinan
7.
Komunikasi
8.
Tantangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar