PENDIDIKAN
ISLAM HOLISTIK KOMPREHENSIF
A. Dampak dari kemajuan zaman.
1. Era globalisasi:
a.
Integrasi Ekonomi, adalah sebuah kondisi dimana perdagangan
terbuka atau pasar bebas antar bangsa membawa segala produk kebutuhan yang
dapat mempengaruhi bangsa indonesia yang berakibat timbulnya persaingan tidak
sehat.
b.
Fragmentasi Politik, adalah sebuah kondisi dimana setiap
individu semakin menuntut untuk diperlakukan secara lebih adil, demokratis,
manusiawi dan egaliter (kedudukan yang sama), tuntutan ini dilakukan dengan
alasan hak azasi manusia dengan cara anarkis, main hakim sendiri.
c.
High Tecknology, (teknologi tinggi) adalah penggunaan alat komikasi
berteknologi tinggi, bisa berhubungan jarak jauh yang dapat mengubah interaksi
penyalahgunaan peralatan teknologi yang dapat merusak moral untuk melakukan
tindakan kriminal.
d.
Interdependensi (saling ketergantungan), adalah sebuah keadaan antar bangsa di
dunia saling membutuhkan hidup satu sama lainya hingga terjadi saling
mendominasi hingga timbulnya penjajahan.
e.
New colonization in culture (kolonisasi
budaya baru), adalah
keadaan dimana suatu bangsa lebih menguasai bangsa lain karena didukung
peralatan teknologi canggih hingga budaya barat yang hedonistik (kesenangan),
matrialistik (mementingkan kebendaan semata), pragmatis dan sekuralistik
mendominasi kehidupan bangsa indonesia.
2. Masyarakat urban.
Ingin
mengubah kehidupan dikota dengan serba cepat dan instan, ikut bersaing
memperebutkan kebutuhan hidup yang makin tinggi yang tidak didukung dengan
keahlian, keterampilan, pengetahuan dan mental, hal ini mengakibatkan tidak
dapat menguasai diri, stres karena kegagalan. Untuk mengatasinya, yaitu keluar
dari rasional dengan cara datang pada seorang paranormal.
3. Pembangunan
Pembangungan
lebih menekankan pada fisik semata dengan maksud membuka lapangan kerja,
pembangungan ini tidak seimbang dengan populasi tenaga kerja yang tumbuh begitu
cepat, menjadikan tenaga kerja menjadi pada posisi daya tawar yang rendah
sehingga terjadi dehumanisasi dan dis lokasi.
4. Budaya hipokrit (munafik)
Menghalalkan
segala cara dengan cara berbohong, satu sisi dia menjalankan ibadah, tapi disi
lain masih senang juga dengan berbuat maksiat atau berprilaku yang merugikan
orang lain.
5. Kehidupan individualistik dan banyak
menyimpan rahasia.
Hidup
menyendiri menyimpan perasaan yang berlebihan
dengan mengisolir diri dari kehidupan nyata dapat menyebabkan mencari
kehidupan lain sebagai pelarian misalnya minum alkohol dan menggunakan narkoba.
B. Pengertian Pendidikan Holistik
Secara historis, pendidikan holistik
sebetulnya bukanlah hal yang baru bagi dunia
pendidikan di Indonesia, bila melihat dari sejumlah jumlah mata
pelajaran terdapat pendidikan umum dan pendidikan Agama Islam, kedua kelompok
mata pelajaran saat ini berjalan secara terpisah. Untuk menyatukan keduanya
diperlukan melaksanakan pendidikan
holistik.
Holistik adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu
“Holistic”. Holistik adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu “Holistic” yang
menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan antara satu dengan
bagian yang lainya .
Jika kata
holistik ini dipakai dalam rangka pelayanan kepada orang lain yang membutuhkan,
maka mempunyai arti layanan yang diberikan kepada sesama atau manusia secara
utuh, baik secara fisik, mental, sosial dan spiritual mendapat perhatian yang
seimbang
Pendidikan holistik merupakan suatu
filsafat pendidikan (pandangan hidup
seseorang dalam upaya mengembangkan potensi fisik, karsa, cipta maupun rasa
menjadi nyata) yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu
dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan
masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual.
Dalam dunia Islam, terminologi holistik dapat diwakili dengan istilah kaffah. Istilah ini seperti
termaktub dalam al-Quran:
“ Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan...” (Q.S.
al-Baqarah/2: 208)
Bentuk yang sebaik-baiknya tersebut, menurut Ibnu
Thufail, merupakan ketiga aspek fundamental dalam pendidikan, yaitu ranah
kognitif, afektif, maupun psi komotorik. Ketiganya merupakan syarat utama bagi
tercapainya tujuan pendidikan yaitu mewujudkan manusia seutuhnya dengan
memadukan pengetahuan alam melalui penelitian diskursif, dan pengetahuan agama
yang berdasarkan wahyu melalui para Nabi dan Rasul, sehingga mewujudkan sosok
yang mampu menyeimbangkan kehidupan vertikal dan kehidupan horizontal
sekaligus.
Definisi pendidikan
holistik lainnya dikemukakan oleh para
sarjana muslim pada Konferensi Dunia Pertama tentang Pendidikan Islam, menyatakan bahwa:
Pendidikan harus bertujuan mencapai pertumbuhan
kepribadian manusia yang menyeluruh secara seimbang melalui latihan jiwa,
intelek, diri manusia yang rasional, perasaan, dan indera. Karena itu,
pendidikan harus mencapai pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual,
intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara individual maupun
secara kolektif, dan mendorong semua aspek ini ke arah kebaikan dan mencapai
kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan Muslim teietak dalam perwujudan ketundukan
yang sempurna kepada Allah baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat
manusia.
Maksudnya kurang lebih, seperti dinyatakan oleh Akhmad Sudrajat sebagai berikut:
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat
pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu
dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan
masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang
dan perdamaian.
Istilah pendidikan holistik muncul dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam peraturan tersebut,
holistik di definisikan sebagai cara memandang segala sesuatu sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dengan bagian lain yang lebih luas.
C. Tujuan
Pendidikan holistik.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi
individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan,
demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Melalui pendidikan holistik, peserta didik
diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning
to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil
keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya,
memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan
emosionalnya (Basil Bernstein).
Jika merujuk pada pemikiran Abraham Maslow, maka pendidikan harus dapat mengantarkan
peserta didik untuk memperoleh aktualisasi diri (self-actualization) yang ditandai dengan
adanya: (1) kesadaran; (2) kejujuran; (3) kebebasan atau kemandirian; dan (4)
kepercayaan.
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi
yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, fisik,
artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi
tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh
karena itu pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana
orang belajar.
D. Strategi
pembelajaran holistik
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam mengembangkan strategi
pembelajaran holistik, diantaranya:
1.
Menggunakan
pendekatan pembelajaran transformatif;
2.
Prosedur
pembelajaran yang fleksibel;
3.
Pemecahan
masalah melalui lintas disiplin ilmu,
4.
Pembelajaran
yang bermakna, dan
5.
Pembelajaran
melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas
guru untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan guru
lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Forbes (1996)
mengibaratkan peran guru seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah
berpengalaman dan menyenangkan.
Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta
didik dan guru bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan.
Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai
dan kerjasama lebih utama dari pada kompetisi.
Gagasan pendidikan holistik telah mendorong
terbentuknya model-model pendidikan alternatif, yang mungkin dalam penyelenggaraannya
sangat jauh berbeda dengan pendidikan pada umumnya, salah satunya adalah homeschooling, yang saat
ini sedang berkembang, termasuk di Indonesia.
E. Ciri
kurikulum pendidikan holistik
Prof.
Dr. H. Qomari Anwar, MA mengatakan ada 10.
1.
Spiritualitas
yang merupakan jantung dari setiap proses dan praktik pembelajaran.
2.
Pembelajaran
diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan segala potensinya.
Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya yang paling dalam (inner
self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung
sepenuhnya kepada pencipta-Nya).
3.
Pembelajaran
tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi Juga intuitif.
4.
Pembelajaran
berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan
ganda.
5.
Pembelajaran
berkewajiban menyadarkan siswa akan keterkaitannya dengan komunitasnya sehingga
mereka tak boleh mengabaikan tradisi, budaya kerjasama, hubungan manusiawi,
serta pemenuhan kebutuhan yang tepat guna.
6.
Pembelajaran
berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari hubungannya dengan bumi dan
masyarakat non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa
(air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis.
7.
Kurikulum
berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok bahasan dalam tingkatan
transdisipliner adalah merupakan
cara mengeintegrasikan dan atau mentransformasi bidang-bidang pengetahuan dari
multi atau berbagai perspektif untuk meningkatkan pemahaman masalah yang dicoba
dipecahkan untuk meningkatkan pilihan di masa mendatang, sehingga hal itu akan
lebih memberi makna kepada siswa.
8.
Pembelajaran
berkewajiban menghantarkan siswa untuk menyeimbangkan antara belajar individual
dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara
pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, antara
kuantitatif dengan kualitatif).
9.
Pembelajaran
adalah sesuatu yang tumbuh dan berkembang hingga menemukan cakrawala yang luas.
10.
Pembelajaran
adalah sebuah proses kreatif dan artistik.
F.
Indikator Pendidikan Holistik
Pendidikan holistik memiliki beberapa
indikator, yakni ;
1.
Cinta
kepada Allah dan seluruh ciptaan-Nya;
2.
Tanggungjawab,
3.
Didisiplin
dan mandiri jujuran/amanah dan arif;
4.
Hormat
dan santun serta dermawan,
5.
Suka
menolong dan bergotong royong/kerjasama;
6.
Percaya
diri,
7.
Kreatif
dan pekerja keras;
8.
Menjadi
pemimpinan yang adil, baik, rendah hati dan punya rasa toleransi,
9.
Memiliki
Kedamaian dan rasa kesatuan.
Sementara
pendekatan pendidikan holistik, lanjut Qomari, membutuhkan suasana belajar yang
efektif, menyenangkan, dan dapat mengembangkan seluruh aspek dimensi manusia
secara holistik dan komprehensif harus
menjadi prioritas untuk diterapkan.
Begitu pula materi pelajaran dan pendidikan
yang sifatnya holistik adalah materi yang lebih memperhatikan pada minat dan
bakat anak sesuai dengan kecerdasan/potensi yang ada pada diri anak tersebut.
Kecerdasan yang dimaksud meliputi pandai mengolah kata; pandai mempersepsikan
apa yang dilihat pandai dan peka dalam hal musik; pandai dalam keterampilan
olah tubuh dan gerak; pandai dalam sains dan matematika; pandai memahami
pikiran dan perasaan orang lain; pandai dan peka dalam mengenali emosi diri
sendiri; pandai dan peka dalam mengamati alam.
Kecerdasan Ganda
jenis kecerdasan
|
kecenderungan /
kegemaran
|
metode belajar
|
Bahasa
|
Gemar :
- membaca
- Menulis
- Bercerita
- Bermain
kata
|
Membaca,
menulis, mendengar
|
Matematis
Logis (kemahiran mengolah angka)
|
Gemar :
- bereksperimen
- tanya
jawab
- menjawawab
teka-teki logis
|
Berhitung,
aplikasi rumus, eksperimen
|
Spatial (kemampuan
atau kecerdasan menggambar dan bervisualisasi).
|
Gemar :
- Mendesain
- Menggambar
- Berimajinasi
- Membuat
sketsa
|
Observasi,
menggambar, mewarnai, membuat peta
|
Kinestetik
tubuh (belajar sambil berberak)
|
Gemar :
- menari
- berlari
- melompat
- meraba
- memberi isyarat
|
Membangun,
mempraktekan. menari, ekspresi
|
Musik
|
Gemar :
- bernyanyi
- bersiul
- bersenandung
|
Menyanyi,
menghayati lagu, mamainkan instrumen musik
|
Interpersonal
|
Gemar :
- memimpin
- berorganisasi
- bergaul
- menjadi mediator
|
Kerjasama
dan interaksi dengan orang lain
|
Intrapersonal
|
Gemar :
- menyusun tujuan
- meditasi
- imajinasi
- membuat rencana
- merenung
|
Berfikir
filosofi, analitis, berfikir reflektif
|
Naturalis
|
Gemar :
- bermain dengan flora fauna
- mengamati alam
- menjaga lingkungan
|
Observasi
alamdan mengidentifikasi karakteristik flora dan fauna
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar